Tulisan Si Boy
Tidak seperti biasanya, pagi itu, Andy mendahului kami semua.
Tumben, pagi itu Dia berangkat pagi-pagi ke sekolah. Semenjak satu minggu yang
lalu, kami menyelesaikan ujian tengah semester. Beberapa mata pelajaran hasilnya
telah kami terima.
Bring...bring...bring, bunyi lonceng sebagai tanda bahwa
sebentar lagi pelajaran di mulai. Dengan formal seperti biasa. Andy ayo masuk
kelas ajakku dengan senyum.
Ndy...tumben kamu datang pagi-pagi hari ini, ada apa ya. Apakah
aku tak bermimpi melihatmu pagi ini?
Hmmm...memangnya kenapa Jov,,,ko kamu bilang seperti itu! Aku
kan rajin Jov, Kamu tahukan itu? Iya Ndy! Tapi tumben pagi ini, Kamu datang
pagi-pagi dan bahkan mendahului kami semua.
Ayolah kita masuk kelas nanti baru kita bicarakan itu
tegasnya dengan wajah yang sedikit murung. Beberapa menit dalam kelas, Dia
melemparkan secarit kertas ke bahuku. Jov nilai ujianmu kemarin berapa?
Hmmm,,,Ips aku dapat nilai 8,5, Ndy. Kamu lihat punya saya
tidak? Tidak Ndy, jawab Jov.
Sebenarnya Dia tahu pasti tentang nilaiku dan pastinya Dia
tidak memberitahuku. Ungkapku dalam hati.
Anak-anak selamat pagi semuanya, perkenalkan ini guru Biologi
baru kalian Dialah yang mengajar kalian kedepannya. Teman-temanku menyambut Ibu
guru yang berparas cantik ini dengan semangat. Pagi Ibu, selamat pagi anak-anak
tuturnya dengan lembut diikuti dengan senyum yang manis.
Aku tahu, pasti ada sisi lain kedatangan kepala sekolah pagi
itu di kelas kami. Selain memperkenalkan guru biologi yang baru.
Andy kamu ke ruanganku sekarang! ucapnya sambil melihatku
dengan sorotan mata yang tajam. Iya Bu. Jov melihatku dengan raut wajahnya yang kusam, ayo Andy
kamu kesana, ada apa Jov...aku juga tak tahu Ndy. Ayo kamu ikut ibu ke
ruangannya.
Andy
apakah kamu tahu kenapa Ibu memanggilmu kesini?
Tidak Bu. Kamu sudah lihat nilai ujianmu dipapan pengumuman? Belum Bu.
Andy, Ibu merasa kesal dengan nilaimu. Kamu belajar tidak? Iya belajar Ibu. Jawabku dengan sedikit gugup dan malu.
Ha? Belajar! Tapi kenapa nilaimu sperti itu?
Maaf Ibu kalau soal itu Saya kurang tahu, Bu. Mungkin salah periksanya Bu.
Maaf Ibu kalau soal itu Saya kurang tahu, Bu. Mungkin salah periksanya Bu.
Apa kamu bilang? Apa perlu saya mengambil kertas jawabanmu!
Sambil membuka map merah yang menumpuk dengan kertas-kertas jawaban ujian.
Andy sebenarnya Kamu rajin baca tidak? materi yang diberikan
oleh Bapa dan Ibu guru disini. Ucapnya dengan lembut. Kalau nilaimu tidak
berubah bisa saja Kamu tidak naik kelas Nak. Ibu maaf Ibu. Jawabku dengan
menunduk sambil menggaruk-garuk kepala. sebanarnya Saya tidak suka baca Bu.
Oh...berarti semua materi yang diberikan selama ini Kamu
tidak pernah membacanya, iya! Hehehe iya Bu. Bring...bring... bunyi lonceng
menandakan waktu pelajaran jam pertama telah usai dan jam menunjukan pukul 8:45.
Hmmmmmm
desahnya sambil menarik nafas dalam. Andy Kalau kamu tidak
belajar kamu tahu kan akibatnya? Kasian orang tuamu nak.
Benar juga kata Ibu kepala sekolah ucapku dalam hati. Tapi aku tak suka baca ibu.
Benar juga kata Ibu kepala sekolah ucapku dalam hati. Tapi aku tak suka baca ibu.
Oh
iya apakah ada buku atau majalah yang paling kamu suka, untuk membacanya?
Iya Bu, Saya paling suka membaca majalah bola Bu. Tapi selama
ini jarang membacanya Bu, tak pernah di beli lagi sama kaka ku.
Oh iya
sebentar Ibu akan memberimu majalah tentang bola. Iya Bu. Makasi Bu. Iya kamu
masuk kelas sekarang.
Lalu Saya kembali ke kelas dan melihat Jov dengan serius mencatat
materi yang kebetulan, guru bahasa kami saat itu tidak masuk karena ada halangan. Andy ada apa tadi kamu dipanggil. Tidak brow.
Lho kalau tidak ada apa-apanya kenapa Kamu dipanggil? Itu dia Jov, nilai ujian ku parah brow. parah...parah yang bagaimana? Kata ibu, kalau nilaiku tidak berubah saya bisa tahan kelas nhe Jov.
Lho kalau tidak ada apa-apanya kenapa Kamu dipanggil? Itu dia Jov, nilai ujian ku parah brow. parah...parah yang bagaimana? Kata ibu, kalau nilaiku tidak berubah saya bisa tahan kelas nhe Jov.
Setelah pelajaran selesai. Siang itu, Saya dipanggil Adik
kelasku namanya Ret.
Kak ini majalah yang ditipkan ke saya, Ibu bilang dikasih kan ke kamu kak.
Kak ini majalah yang ditipkan ke saya, Ibu bilang dikasih kan ke kamu kak.
Oh iya makasi ya de.
Selama ada majalah itu, Saya sangat betah membaca, dan dihari-hari
berikutnya Ibu kepala sekolah selalu memberiku majalah-majalah bola terbaru. Saya sempat heran, dan bertanya-tanya dengan diriku sendiri. kenapa begitu rajinnya Ibu memberiku majalah.
Suatu kesempatan kami bertemu di sebuah toko ya kebetulan aku
di suruh sama Ayah untuk membeli paku. He? andy! kamu beli apa nak? Selamat siang Bu, beli paku Bu.
Jawabku dengan semangat.
Oh iya bagaimana dengan majalahnya Andy bagus kan? Iya Bu Saya jadi semangat Bu. Majalah dan beritanya sangat bagus Bu. Ya Saya jadi betah dan semangat untuk baca Bu.
Oh iya bagaimana dengan majalahnya Andy bagus kan? Iya Bu Saya jadi semangat Bu. Majalah dan beritanya sangat bagus Bu. Ya Saya jadi betah dan semangat untuk baca Bu.
Lalu Dia mengeluarkan sebuah buku yang
agak tebal dari kantongnya dan memberikan itu padaku.
Ini Ibu belikan untuk
kamu Andy semoga isinya menyenangkan. Terimakasih Bu,terimakasih.
Iya, sama-sama Andy.
Iya, sama-sama Andy.
Baca juga cerita singkat tanah tandus
Setelah
kamu membaca buku-buku dan majalah yang Ibu kasihkan
ke kamu, cobah perlahan kamu membaca materi-materi pelajaran yang di
berikan Bapa dan Ibu guru selama ini.
secara perlahan-lahan, pasti kamu akan menyukainya.
secara perlahan-lahan, pasti kamu akan menyukainya.
Ucapnya dengan senyum. Iya Bu selama ini, Saya sudah sering mebaca
meterinya Bu dan sekarang pun Saya jadi betah membaca buku dan catatan Bu.
Oh iya...bagus kalau begitu. Makasi Ibu berkat Ibu sekarang Saya jadi betah membaca Bu. Iya sama-sama Andy.
Comments
Post a Comment
Budayakan membaca sebelum berkomentar. komentar harus sesuai cerita dan label. Dilarang menaruh link aktif dan juga spam. terimakasih kerja samanya.